8 Feb 2016

METODE PENYUSUSNAN KITAB MUHTAR AL-AHADIS AN-NABAWIYYAH (Karya : al-Mahrum as-Said Ahmad al-Hasyimi)



Kitab muhtar al-ahadis an-Nabawiyyah merupakan sebuah kitab hadis yang metode penyusun hadisnya ada dua macam yaitu,
1.  Berdasarkan urutan huruf hijaiyyah, seperti alif, ba’, ta’ dan seterusnya hingga ya’.  Metode ini dapat kita jumpai di beberapa kitab hadis yang di antaranya kitab Jami’ ash-Shaghir karya as-Suyuti.
2.  Terdasarkan tema-tema tertentu, hampir mirip kitab-kitab Sunan.
Hadi-hadis yang terdapat pada kitab Muhtar al-Ahadis an-Nabawiyyah tersebut seluruhnya berjumlah 1570 hadis, yang bersumber dari  kitab-kitab al-Mu’tabarah yang dianggap sahih oleh sang pengarang, seperti kitab Sahih Buhari, Sahih Muslim, Sunan at-Tirmidzi, Sunan an-Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Sunan Abi Daud, al-Muwatha’, al-Jami’ as-Shaghir, Kitab Targhib, dan lainnya.
Kemudian, dari metode pertama ada 1395 hadis, dan pada metode ke dua ada 175 hadis yang tersebar pada tiap-tiap tema.  Tema-tema yang menjadi pokok bahasan hadis sebanyak 79 tema.  Selanjutnya, untuk perincian dari masing-masing metode lihat tabel.
Al-Hasyimi dalam menuliskan hadis tidak memiliki jalur sanad tersendiri.  Cara penulisan hadisnya tidak konsisten dalam beberapa hal, di antaranya, penulisan Sahabat kadang ada kadang tidak, begitu pula penulisan mukharij (mutadwin) serta dalam menuliskan nama mukgarij terkadang di awal hadis terkadang di akhir hadis, akan tetapi penulisan sahabat di akhir hadis lebih dominan. Serta al-Hasyimi sering menempatkan nama sahabat dan mukharij secara bersamaan dalam awal maupun akhir hadis. Dan masih ada beberapa hal lagi yang menyangkut ketidak konsistenan al-Hasyimi dalam menyusun kitabnya, untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini.
Adapaun sumber rujukan al-Hasyimi dalam menyusun kitabnya sebagaimana tercantum dalam sampul kitabnya berpatokan pada kitab-kitab mu’tabarah seperti, Shahih Bukhari, Muslim, Sunan at-Tirmidzi, an-Nasa’i, Abu Daud, Ahmad, Ibnu majah, al-Jami’ ash-Shaghir, kitab at-Targhib wa at-Tarhib dan lainnya.
Sebagaimana di singgung di atas bahwa, dalam menuliskan hadis yang termuat di dalam kitab Muhtar tersebut, pengarang tidak memiliki sanad langsung dari Nabi  saw., yang melalui jalur-jalur tertentu sebagaimana penulisan kitab hadis dalam kutub tis’ah atau kitab-kitab yang sejenisnya.  Akan tetapi langsung menuliskan hadis-hadis tertentu sebagaimana pokok bahasan yang berlangsung. 
Contoh dari metode dengan urutan huruf hijaiyyah (alif):[1]
اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلَاتِكُمْ وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا (رواه البحاري)
Contoh dari metode tema :[2]
رواه المسلم عَنْ عَائِشَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Selanjutnya, di dalam penulisan perawi pertama yaitu sahabat, pengarang muhtar al-Ahaadis tidak selalu menuliskan nama sahabat pada penulisan hadisnya, kadang di tulis kadang pula tidak.  Akan tetapi lebih dominan menuliskan nama-nama sahabat.
Contoh nama Sahabat yang tertulis :
ذكر الله شفاء القلب (رواه الديلمي عن انس )
Contoh Nama sahabat yang tidak tertulis  telah di sebutkan di atas.
Kemudian, Dalam hal penulisan nama mukharij (mutadwin) penulis mukhtar tidak konsisten pula, sekali tempo nama mukharij ditulis kadang pula tidak.
Contoh mukharij yang tertulis telah tersebut di atas, sedangkan contoh mukharij yang tidak tertulis sebagai berikut :
قال رسول صلى الله عليه والسلام :   صلاة الجماعة أفضل من الفرد بسبع وعشرين درجة  (رواه إبن عمر )
 Adapun penyebutan tema-tema tertentu sebagaimana kitab-kitab mu’tabarah seperti kitab sahih maupun sunan, al-Hasyimi juga memberikan tema-tema tertentu sebelum menyebutkan hadisnya, tema-tema yang tercantum terdapat pada bagian kedua, setelah menyebutkan hadis dengan menggunakan metode ma’ajim, sebagaimana telah disinggung di atas.  Tema-tema yang ada berjumlah 79.
Tema-tema yang ada sebelum menuliskan atau menyebutkan hadis-hadisnya, kadang-kadang didahului dengan menuliskan ayat-ayat al-Qur’an untuk mendukung pokok bahasan, seperti didalam kitab sahih Bukhari atau kitab-kitab lainnya. Contoh :[3]

- يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا  (التخريم :8)
- وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ( هود : 90 )
- وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ   (النور:31)
قَالَ رسول صلى الله عليه والسلام : إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ النَّهَارِ وَيَبْسُطُ يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوبَ مُسِيءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا ) رواه المسلم )

     Adapaun dalam seputar menghukumi hadis, al-Hasyimi tidak menyebutkan secara jelas, akan tetapi sebagaimana dalam sampul kitabnya tertulis bahwa, beliau menggunakan hadis-hadis yang sahih serta bersumber dari kutuh al-Mu’tabarah. 
     Komentar tersebut setelah dilihat sepintas lalu memang cukup meyakinkan bahwa semua hadis dalam kitab al-Mukhtar berkualitas sahih, akan tetapi setelah melihat secara gamblang ada beberapa hadis yang perlu dikaji ulang dari segi kualitasnya, di antaranya hadis-hadis yang diriwayatkan oleh beberapa mutadwin selain kutub at-tis’ah.
     Sementara, setelah penulis menyimak hadis-hadis di dalam kitab al-Mukhtar, ada satu hadis qudsi yang keteranganya agak bertentangan dengan keterangan komentar sebagaimana di singgung di atas.  Yaitu hadis yang tertulis tersebut di akhiri dengan pernyataan rawah al-Hakim ‘an hasan mursalan. Hal ini membuktikan secara sepintas bahwa, hadis-hadis yang teapat dalam kitab al-Mukhtar seluruhnya tidak bisa dinilai sahih.  Hadis itu selengkapnya sebagaimana tercantum di dalam kitab al-Mukhtar sebagai berikut :[4]

قال الله تعالى : أنا أكرم وأعظم عفوا من أن استر على عبد مسلم في الدنيا ثم أفضحه بعد إذ سترته ولاأزال أغفر لعبد ما استغفرني.  (رواه الحكم عن حسن مرسلا)

     Demikianlah, yang sementara ini dapat dipaparkan beberapa keterangan tentang manhaj al-Hasyimi di dalam menyusun kitab hadis yang berjudul Muhtar al-Ahaadis al-Nabawiyyah, serta beberapa catatan seputar penjelasan dari kitab tersebut.


















TABEL PERINCIAN METODE I
NO
URUTAN HURUF HIJAIYYAH
JUMLAH HADIS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
هـ
لا
ي
432
53
17
12
12
37
44
21
12
21
9
33
9
23
6
22
3
37
15
16
39
73
79
265
36
12
7
47
16




NO
TEMA HADIS
JUMLAH HADIS
1
2

3

4
5
6

7
8


9
10
11


12
13
14

15




16


17




18


19

20




21
22

23

24

25

26

27



28

29
30
31

32


33

34
35

36
37
38
39
40
41
42

43


44

45

46

47
48

49

50

51

52

53
54

55
56

57

58


59


60
61

62
63





Fi al-Islam wa al-Iman
Fi Fadhl al-Ikhlas wa Tahrim ar-Riya’
Fi al-Khauf min Allah wa Muraqabatih
Fi ar-Raja’ wa al-amal
Fi at-Tawakal ‘ala Allah
Fi ‘alamat habb Allah Ta’ala lil’abd
Fadhl ‘Ilm
Fi ad-Dalalati ‘ala al-Khair wa Da’wah ila al-Huda wa at-Ta’aawun ‘ala al-Bir wa at-Taqwa
Fi at-Taubah
Fadhl al-Wudhu’
Fi al-Fadhl as-Shalah wa al-Muhafadzah ‘alaiha wa al-Wa’id asy-Syadid ‘ala Tarkiha

Fi al-Adzan
Fi al-Fadhl as-Shalah al-Jama’ah
Fi fadhl ash-Shaf al-Awwal wa Itmaam ash-Shaf wa Taswitiha
Fi Fadhl Shalah as-Shubh wa al-‘Ashr wa al-Hass ‘ala Hudhur al-Jama’ah fi ash-Shubh wa al-‘Isya’ wa Karahiyyah an-Naum Qablaha wa al-Hass Ba’dahha
Fi fadhl Yaum al-Jumu’ah wa Shalatiha wa al-Ightasala wa at-Tayyib
Fi Ba’d makruhat ash-Shalah wa tahrim al-Murur baina yada al-Mushalli wa ad-Dukhul fi Nafilah ba’d suru’ al-Imam wa rafa’ ar-Ra’s Qablah
Fi as-Sunan ar-Ratibah wa al-Witr wa adh-Dhuha
Fi Sunnah al-Wudhu wa Tahiyyah al-Masjid wa Shalah adh-Dhuha
Fi Istihbab Qiyam al-Lail wa Qiyam Lailah al-Qadr wa Qiyam Ramadhan (wa huwa at-Tarawih) wa Istihbab Ja’al an-Nawafil  fi al-Bait
Fi al-Janazah wa Tasyyi’iha
Fima Yustahibbu Fi’luh ‘inda al-Muhtadhir wa al-Mayyit hina Yamut
Fi Tahrim an-Niyahah ‘ala al-Mayyit
Fi Tahrim Ihdad al-Mar’ah fauq Salas
Fi Istihbab Dzakar al-Maut wa Karahah Tamnih
Fi ad-Du’a lilmayyit wa ash-Shadaqah ‘anh wa as-Sana’ ‘alaih
Fi Istihbab Ziyarah al-Qubur lirrijal wa an-Nahi ‘an tajsisiha wa al-Bina’ ‘alaiha wa ash-Shalah ilaiha wa al-Julus ‘Alaiha
Fi ‘Iyadah al-Maridh wa ma yud’a bihi lah
Fi ash-Shabr
Fi Fadhl al-Qur’an wa Tilawatih
Fi Fadhl Dzikr Allah wa Hamdah wa Syukrih ‘Azza Wa Jalla
Fi Adzkar wa ‘Ud’iyyatih Nabawiyyatih tuqal fi ash-Shubh wa al-Masa’
Fi Adzkar wa ‘Ud’iyyatih Nabawiyyatih tuqal ‘inda Naum
Fi ar-Ru’ya wa Adzkariha
Fi Fadl al-Ijtima’ ‘ala Dzikr Allah Ta’ala
Fi al-Istighfar
Fi al-Isti’adah
Fi ad-Du’a
Fi as-Salam wa Adabih
Fi az-Zakah
Fi Fadhl al-Ghanniy asy-Syakir
Fi Madh al-Karm wa al-Infaq fi Tarq wa al-Khair
Fi Dhamm asy-Syaih wa al-Mann bi al-‘Atiyyah wa ar-Ruju’ fi al-Habbah
Fi Isyar al-Mar’I ‘ala Nafsih limuwasah libu’sa’I
Fi Qina’ah wa Dhamm as-Su’al wa Afdhal Anwa’ al-Kasb
Fi Shaum Ramadhan wa Fadhl ash-Shiyam wa ma Yata’allaq bih
Fi al-Hajj
Fi at-Taqwa wa-Istiqamah ‘ala at-Ta’ah wa Mahabbah al-Khairat
Fi al-Iqtishad fi at-Ta’ah lialla Tamall an-Nafs
Fi al-Muhafadhah ‘ala as-Sunah wa Adabiha wa an-Nahi ‘an al-Bida’
Fi Fadhl Ahl al-Bait Rasul Allah wa Mahabbatihim
Fi Dzikr ash-Shahabah r.a., ‘anhum
Fi Fadhl al-Jihad
Fi Fadhl Syuhada’ al-Harb wa Syuhada’ al-Akhirah
Fi Wujub Tha’ah Wulah al-Umur
Fi Hass Walah al-Umur ‘ala Ittikhadz Qurana’ Shalihin
Fi al-Mushawarah wa an-Nashihah wa al-Istiharah
Fi Madh al-‘Adl wa ar-Rafi’ bi ar-Ra’iyyah wa Tahtim Dhulmiha wa Ghasysyiha
Fi Tahrim adz-Dzulm wa fi al-Amr bi al-Ma’ruf wa an-Nahiy ‘an al-Munkar
Fi Fadhl az-Zuhd fi ad-Dunya
Fi Birr al-Walidain wa Tahrim ‘Uquqiha
Fi Talb al-‘Adl baina al-Aulad
Fi haqq az-Zaujain wa al-Washiyyah bi an-Nisa’ wa Tarbiyyah al-Aulad
Fi Tahrim Maal al-Yatim wa al-Ihsan










































AL-MUSHANNAF

Al-Mushannaf
     Menurut istilah ahli hadis, al-Mushannaf adalah kitab yang disususn berdasarkan bab-bab fiqh, meliputi hadis-hadis marfu’, mauquf dan maqtu’.  Artinya pada kitab ini terdapat hadis-hadis Nabi, qaul sahabat, fatwa tabi’in dan terkadang fatwa attabi’ tabi’iin.[5]
     Dalam arti lain al-Mushannaf berarti sesuatu yang disusun, namun secara terminologis kata mushannaf ini sama artinya dengan kata muwatha’, yaitu metode pembukuan hadis berdasarkan klasifikasi hokum islam (abwab fiqqiyyah) dan mencantumkan hadis hadis marfu’, mauquf, dan maqtu’, seperti halnya muwatha’.  Jadi secara garis besar al-Mushannaf sama artinya dengan Sunan dan Muwatha’.[6]
     Perbedaan al-Musannaf dan sunan diantaranya, jika al-Mushannaf mencakup hadis-hadis marfu’, mauquf, dan maqtu’, sementara, kalau sunan hanya berisi hadis-hadis marfu’.  Apabila ada hadis di luar marfu’ amat sedidkit, karena hadis-hadis mauquf dan ma’tu’ tidak disebut dalam istilah mereka dengan sunan.  Di luar perbedaan tersebut, secara umum al-Mushannaf dan al-Sunan sama saja.[7]
     Kitab-kitab al-Mushannaf yang telah dikarang oleh ulama’ di anataranya :[8]
1.             Al-Mushannaf karya Abu Bakar ‘Abd Allah bin Muhammad bin Abi Syaibah al-Kufy (-235 H)
2.             Al-Mushannaf karya Abu Bakar Abd ar-Razaq bin Hammam bin Abi Shan’ani (-211 H.)
3.             Al-Mushannaf karya Baqi bin Makhlad al-Qurtubi (-276 H.)
4.             Al-Mushannaf karya Abu Syufyan Waki’ bin Jarrah al-Kuffi (196 H.)
5.             Al-Mushannaf karya Abi Salamah Hammad bin Salamah al-Basri (-167 H.)

Sejarah Hidup ‘Abd ar-Razaq
     ‘Abd ar-Razaq nama lengkapnya ‘Abd ar-Razaq bin Hammam bin Nafi’ al-Humairi Abu Bakar al-Shan’ani.  Beliau lahir pada tahun 126 H.[9]
     Abd ar-Razaq semasa kecil berdomisili di Yaman, dan beliau banyak belajar ilmu agama dari para ulama dan imam di masanya.  Beliau  mengarang kitab al-Mushannaf tatkala berkunjung ke Syam sambil berdagang sambil mengumpulkan hadis-hadis dari para imam besar seperti Imam al-‘Auza’i, dan lainnya.[10]
     Di antar guru-guru beliau adalah Ma’mar, ‘Ubaid Allah, Aiman bin Nabil, ‘Ikrimah bin ‘Ammar, Ibn Juraij, Malik, Zakariya bin Ishaq, Ja’far bin Sulaiman, Yunus bin Sulaim, Ibn Abi Rawad, Isra’il, Isma’il bin ‘Ias, dan lainnya.[11]

Karya Beliau
     Di antara karya-karya beliau adalah:
1.          Al-Mushannaf
2.          Tafsir Qur’an
3.          sejarah
4.          Fiqh

Pendapat Ulama Tentang Beliau


Sekilas Pandang Tentang Kitab Mushannaf Abd ar-Razaq
     Al-Mushannaf karangan Abd ar-Razaq ini adalah salah satu kitab hadis mu’tabarah yang ada di dalam referensi hadis.  Jumlah hadis di dalamnya kurang lebih 15405 hadis.  Yang berkualitas sahih hasan, dha’if.[12]
     ‘Abd ar_razaq adalah seorang muhadis yang menulis hadis dan memiliki sanad langsung kepada Nabi saw. Contoh:

    



[1] Sayyid Ahmad al-Hasyimi,  Muhtar al-Ahaadis an-Nabawiyyah,  h. 7,  No Hadis: 31
[2] Al-Hasyimi,  Muhtar,  h. 185,  No.  Hadis: 1452,  Bab fi as-Sunnan ar-Raatibah wa al-Witri wa adh-Dhuha
[3]Al-Hasyimi,   h. 180,  No Hadis: 1420,  Bab fi at-Taubah
[4] Al-Hasyimi,  h. 113,  No Hadis : 841
[5] Mahmud at-Tahhan, 40
[6] Ali Mustofa Yaqub,  Kritik Hadis, h. 77
[7] Mahmud at-Tahhan, 40
[8] Mahmud at-Tahhan, 40
[9] Tahdhib, Jilid 3,  h. 444
[10] Tafsir Qur’an, Muqaddimah, h. 8.
[11] Tahdhib,  h. 444

No comments:

Post a Comment

Setiap Mencopy artikel mohon meninggalkan pesan yang membagun