A. Pendahuluan
Dalam
dunia pendidikan banyak mengalami pasang surut prestasi, baik dari tingkat
murid maupun guru. Hal ini terjadi
disebabkan oleh berbagai aspek permasalahan yang kian hari kian menekan
pendidikan. Permasalah-permasalah yang
timbul tersebut sangat membutuhkan pemecahan secepatnya..
Adapun
salah satu permasalahan yang dianggap signifikan adalah problem yang dihadapi oleh para guru dalam kegiatan
pembelajaran. Guru selalu dihadapkan
oleh berbagai isu pengajaran, adapun
permasalahn isu pembelajaran yang di hadapi di antaranya adalah, memilih atau
menentukan bahan ajar atau materi pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu
siswa mencapai kompetensi.
Hal
ini terjadi disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus,
materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk materi
pokok. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut sehingga
menjadi bahan ajar yang lengkap.
Selain
itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan
yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan
cara mempelajarinya ditinjau dari pihak siswa, supaya ada peningkatan prestasi
guru dan siswa dalam proses belajar dan mengajar.
Bahan ajar atau materi pembelajaran
secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan
(fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai. Bahan
ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang memegang peranan
penting dalam membantu siswa mencapai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
atau tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan menerapkan bahan ajar yang
telah dikembangkan tersebut, diharapkan diperoleh metode alternatif bagi guru
dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran sehingga proses belajar mengajar
akan berjalan lebih optimal dan bervariasi dan pada akhirnya hasil belajar
maupun aktivitas peserta didik diharapkan juga meningkat.
Berbagai aspek tentang bahan ajar, seperti cara penulisan dan penyusunan
bahan ajar, komponen utama bahan ajar, dan penggunaan ilustrasi yang efektif merupakan pokok-pokok bahasan utama makalah ini.
B.
Bahan Ajar Ditinjau Dari Aspek Definisi
Bahan ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan
tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi peserta didik untuk belajar,
mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik sehingga menyediakan bimbingan
bagi peserta didik untuk mempelajari bahan tersebut, memberikan latihan yang
banyak, menyediakan rangkuman, dan secara umum berorientasi pada peserta didik
secara individual (learner oriented). Biasanya, bahan ajar
bersifat mandiri, artinya dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri
karena sistematis dan lengkap (Panen dan Purwanto; 2004).
Menurut Gafur (2004) bahan ajar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Bahan ajar tersebut
berisi materi pelajaran yang harus dikuasai oleh guru dan disampaikan kepada
siswa. Bahan ajar merupakan salah satu bagian dari sumber belajar yang dapat
diartikan sesuatu yang mengandung pesan pembelajaran, baik yang diniati secara
khusus maupun bersifat umum yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembelajaran (Mulyasa 2006). Dengan kata lain bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun
bahan tidak tertulis.
Menurut Mulyasa (2006) menjelaskan bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional
materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang
telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri
dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan, dan
sikap atau nilai.
Bahan ajar memiliki fungsi
strategis bagi proses pembelajaran yang dapat membantu guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga guru
tidak terlalu banyak menyajikan materi. Disamping itu, bahan ajar dapat menggantikan
sebagian peran guru dan mendukung
pembelajaran individual. Hal ini akan memberi dampak positif bagi guru, karena
sebagian waktunya dapat dicurahkan untuk membimbing belajar siswa. Dampak
positifnya bagi siswa, dapat mengurangi ketergantungan pada guru dan
membiasakan belajar mandiri. Hal ini juga mendukung prinsip belajar
sepanjang hayat (life long education).
Menurut
Panen dan Purwanto (2004) bahan ajar berbeda dengan buku teks. Perbedaan antara
bahan ajar dengan buku teks tidak hanya terletak pada format, tata letak dan
perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang digunakan dalam
penyusunannya. Buku teks biasanya ditulis dengan orientasi pada struktur dan
urutan berdasarkan bidang ilmu (content oriented) untuk dipergunakan
oleh dosen atau guru dalam mengajar (teaching oriented). Sangat jarang
buku teks dipergunakan untuk belajar mandiri, karena memang tidak dirancang
untuk itu. Dengan demkian, penggunaan buku teks memerlukan dosen atau guru yang
berfungsi sebagai penterjemah yang menyampaikan isi buku tersebut bagi peserta
didik.
Bahan ajar yang baik dirancang sesuai
dengan prinsip-prinsip instruksional. Guru dapat menulis sendiri bahan ajar
yang ingin digunakan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun, guru juga
dapat memanfaatkan buku teks atau bahan dan informasi lainnya yang sudah ada di
pasaran untuk dikemas kembali atau ditata sedemikian rupa sehingga dapat
menjadi bahan ajar. Bahan ajar biasanya dilengkapi dengan pedoman untuk siswa
dan guru. Pedoman berguna untuk mempermudah siswa dan guru mempergunakan bahan
ajar.
C.
Bahan Ajar Ditinjau dari Aspek Sumber dan Keragamannya
Menurut Mulyasa
(2006) dalam bukunya menyebutkan bahwa bentuk bahan ajar atau materi
pembelajaran antara lain:
1. Bahan cetak seperti; modul, buku , LKS,
brosur, hand out, leaflet, wallchart,
2. Audio
Visual seperti; video/ film,VCD
3. Audio
seperti; radio, kaset, CD audio, PH
4. Visual; foto, gambar, model/ maket
5. Multi Media; CD interaktif, computer
Based, Internet
Komponen utama bahan ajar adalah : tinjauan materi, pendahuluan setiap
bab, penyajian setiap bab, penutup setiap bab, dan daftar pustaka. Setiap
komponen mempunyai sub-sub komponen yang saling berintegrasi satu sama lain.
Susunan komponen-komponen dan sub-sub komponen bahan ajar sama dengan strategi pembelajaran yang lazim digunakan guru dalan
kegiatan pembelajaran.
Selain itu, bahan ajar biasanya dilengkapi dengan berbagai macam
ilustrasi. Ilustrasi memegang peranan penting dalam bahan ajar, karena dapat
memperjelas konsep, pesan, gagasan, atau ide yang disampaikan dalam bahan ajar.
Selain itu Ilustrasi yang menarik ditambah tata letak yang tepat, dapat membuat
bahan ajar menarik untuk dipelajari.
Disamping komponen-komponen bahan ajar dan ilustrasi, bahan ajar yang
baik dan menarik mempersyaratkan penulisan yang menggunakan ekspresi tulis yang
efektif. Ekspresi tulis yang baik akan dapat mengkomunikasikan pesan, gagasan,
ide, atau konsep yang disampaikan dalam bahan ajar kepada pembaca/pemakai
dengan baik dan benar. Ekspresi tulis juga dapat menghindarkan salah tafsir
atau pemahaman.
Yang biasa terjadi dalam pembelajaran
adalah guru menyajikan materi kepada siswa, selanjutnya guru membantu siswa
memahami materi yang disajikan. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai nara
sumber. Namun dalam era kurikulum baru, pembelajaran dengan pendekatan siswa
aktif atau pembelajaran berpusat pada siswa, peran guru lebih ditekankan
sebagai fasilitator. Peran guru sebagai fasilitator lebih penting dari pada
sebagai nara sumber.
Peran guru membantu dan
mengarahkan pembelajaran, dengan cara sebagai berikut : Membangkitkan minat
belajar, menjelaskan tujuan, menyajikan materi dengan struktur yang baik, memberi
kesempatan siswa berlatih dan memberi balikan, memperhatikan dan menjelaskan
hal-hal yang sukar atau tidak dipahami dan menciptakan komunikasi dua arah
Beberapa permasalahan yang
dihadapi guru, dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran bermutu, kurang dapat
dipenuhi karena masalah ekonomi,
kurangnya buku teks, padatnya jadwal mengajar, dan target pencapaian kurikulum.
Dengan demikian dalam pembelajaran sebagian besar waktunya habis untuk
menyajikan materi pembelajaran. Sebagian besar siswa pasif mempersiapkan. Kesempatan siswa berlatih atau menyelesaikan
tugas mandiri sering kali tidak pernah dibimbing guru dan tidak diberi umpan
balik.
Salah satu cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menyusun bahan ajar. Bahan ajar
yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip instruksional yang baik akan dapat
membantu guru untuk mengurangi waktu penyajian materi dan memperbanyak waktu pembimbingan bagi siswa,
membantu dalam menyelesaikan target kurikulum dan mencapai tujuan pembelajaran.
D.
Bahan Ajar
Ditinjau dari Aspek Sistematika dan Prinsip Penyusunannya
Ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip
dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi,
dan kecukupan (Anonim 2006).
Adapun
uraian prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut :
Pertama,
Prinsip relevansi artinya
keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitannya dengan
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya, jika kompetensi
yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran
yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.
Kedua, Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Ketiga, Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi
tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu
sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak
perlu untuk mempelajarinya.
Bahan ajar disusun berdasarkan tujuan atau
sasaran instruksional yang hendak dicapai sesuai Rencana Pembelajaran dan
Program Pembelajaran. Proses menyusun bahan ajar, meliputi langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Perumusan tujuan instruksional atau
standar kompetensi
2. Melakukan analisis instruksional/kurikulum
3. Menentukan perilaku awal siswa atau
indikator kompetensi
4. Merumuskan kompetensi dasar
5. Menyusun rencana kegiatan
6. Menyusun silabus
7. Menulis/ menyusun bahan ajar
8. Evaluasi bahan ajar dan perbaikan
9. Digunakan
Menurut Panen dan Purwanto (2004),
penyusunan bahan ajar dapat dilakukan melalui beragam cara, dari yang termurah
sampai yang termahal, dari yang paling sederhana sampai yang tercanggih. Secara
umum ada tiga cara yang dapat ditempuh dalam menyusun bahan ajar, yaitu:
1.
Menulis sendiri (Starting From Scratch)
Bahan ajar dapat ditulis
sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis sendiri guru
dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis bahan ajar secara kelompok,
dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau tidak. Penulisan juga dapat dilakukan bersama pakar, yang memiliki
keahlian di bidang ilmu tertentu. Disamping penguasaan bidang ilmu, untuk dapat
menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan menulis sesuai dengn
prinsip-prinsip instruksional. Penulisan bahan ajar selalu berlandaskan pada
kebutuhan siswa, meliputi kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan,
latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam
menulis bahan ajar didasarkan: (a) analisis materi pada kurikulum, (b)
rencana atau program pengajaran, dan (c) silabus yang telah disusun.
2. Pengemasan kembali informasi (Information
Repackaging)
Dalam pengemasan kembali informasi,
penulis tidak menulis bahan ajar sendiri dari awal (from scratch),
tetapi penulis memanfaatkan buku-buku teks dan informasi yang sudah ada untuk
dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahan
ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh guru dan peserta didik dalam proses
instruksional. Bahan atau informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan
berdasarkan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Kemudian ditulis kembali/ulang
dengan dengn gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi bahan ajar (digubah), juga
diberi tambahan kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai, bimbingan
belajar, latihan, tes, serta umpan balik agar mereka dapat mengukur sendiri
kompetensinya yang telah dicapai. Keuntunganya, cara ini lebih cepat
diselesaikan dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh ijin dari
pengarang buku aslinya.
3.
Penataan informasi (Compilation atau Wrap
Around Text)
Selain menulis sendiri bahan
ajar juga dapat dilakukan melalui kompilasi seluruh materi yang diambil dari
buku teks, jurnal, majalah, artikel, koran, dll. Proses ini disebut
pengembangan bahan ajar melalui penataan informasi (kompilasi).
Proses penataan informasi
hampir mirip dengan proses pengemasan kembali informasi. Namun, dalam proses
penataan informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap buku
teks, materi audiovisual, dan informasi lain yang sudah ada di pasaran. Jadi
buku teks, materi audiovisual dan informasi lain tersebut digunakan secara
langsung, hanya ditambahkan dengan pedoman belajar untuk peserta didik tentang
cara menggunakan materi tersebut, latihan-latihan dan tugas yang perlu
dilakukan, umpan balik untuk peserta didik dan dari peserta didik.
Disamping itu materi
dilengkapi dengan pedoman belajar untuk siswa, yang berisi : petunjuk
penggunaan materi, latihan-latihan, dan tugas yang perlu dilakukan siswa, umpan
balik. Materi tambahan berupa pedoman belajar untuk siswa perlu disusun oleh
guru berdasarkan tujuan/standar
kompetensi, indikator kompetensi, dan silabus.
Penataan berurutan berdasarkan
standar kompetensi dan indikator atau tujuan pembelajaran. Setelah tersusun
rapi, guru memberi halaman penyekat berisi: nomor pertemuan, Tujuan
Pembelajaran (kompetensi), pokok bahasan dan diskripsi singkat, bahan bacaan
yang dikompilasi, tugas, dan lain-lain yang perlu diketahui siswa yang berupa
modul
Adapun prosedur kompilasi
modul yang dimaksud diatas adalah :
1. Kumpulkan seluruh bahan yang akan
dijadikan acuan, seperti yang tercantum dalam GBPP atau silabus.
2. Tentukan bagian-bagian buku atau sumber
yang sesuai GBPP atau silabus
3. Fotocopy seluruh bagian sumber yang
digunakan per pokok bahasan
4. Pilah-pilahlah berdasarkan urutan pokok
bahasan
5. Buatlah halaman penyekat untuk
masing-masing pokok bahasan
6. Jilidlah dengan rapi
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode,
batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya.
Selanjutnya, tujuan
penulisan modul adalah :
1.
Memperjelas
dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
2.
Mengatasi
keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat
maupun guru/instruktur.
3.
Dapat
digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti :
a.
Meningkatkan
motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat;
b.
Mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan
sumber belajar lainnya,
c.
memungkinkan
siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
d.
Memungkinkan
siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.
E. Bahan
Ajar Ditinjau dari Aspek Penggunaan Ilustrasi
Ilustrasi
adalah alat komunikasi kasat mata (visual) yang menyertai naskah (text) di dalam buku. Ilustrasi pada prinsipnya
untuk memperjelas gagasan penulis. Beberapa buku bahkan menggunakan ilustrasi
sebagai bagian utama, dan naskahnya
sebagai pendukung. Selain itu ilustrasi juga menyajikan sejumlah informasi
dengan serempak dalam satu ruang.
Ilustrasi yang digunakan dalam
bahan ajar dapat berupa : daftar tabel, diagram, grafik, gambar, dan simbol. Adapun
tujuan ilustrasi tersebut adalah :
1. Memperjelas informasi yang diberikan
2. Memberikan variasi dan menarik
3. Membantu mengingat gagasan yang disampaikan
4. Mengurangi narasi/tulisan, menghemat tempat
Langkah-langkah
dalam pembuatan Ilustrasi, antara lain :
1. Identifikasi
a) Bagian bahan ajar yang perlu ilustrasi
b) Jenis ilustrasi yang dibutuhkan
c) Letak ilustrasi
d) Ukuran ilustrasi
2. Desain
a) Membuat ilustrasi sesuai dengan isi pesan
b) Memilih ilustrasi dari sumber yang ada
c) Modifikasi
d) Tata letak
3. Editing
a) Menilai ketepatan dengan isi pesan
b) Revisi kesalahan
G.
Bahan Ajar Ditinjau dari Aspek Manfaatnya
Selanjutnya, bahan ajar disusun dengan beberapa tujuan, di antaranya :
1.
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar
yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta
didik.
2.
Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif
bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh
3.
Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
Kemudian,
bahan ajar memiliki manfaat bagi guru, yaitu :
- Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik
- Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
- Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
- Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar
- Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik, karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya
- Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
Manfaat
bahan ajar tidak hanya berguna bagi guru saja, akan tetapi juga memiliki manfaat
bagi peserta didik. Manfaat bagi anak
didik di antaranya :
- Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
- Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru
- Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya
Secara
garis besar pengembangan bahan ajar mengandung berbagai keutamaan, yaitu :
- Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkrit untuk memahami yang abstrak
- Pengulangan akan memperkuat pemahaman
- Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik
- Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
- Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu
- Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan
H.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan makalah
tersebut, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahan
ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis
besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari
siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
2. Komponen
utama bahan ajar adalah : tinjauan materi, pendahuluan setiap bab, penyajian setiap
bab, penutup setiap bab, daftar pustaka, dan senarai
3. Bahan ajar dapat berupa : Bahan cetak
seperti; modul, buku , LKS, brosur, hand out, leaflet, wallchart; Audio Visual
seperti; video/ film,VCD; Audio seperti; radio, kaset, CD audio,
PH; Visual; foto,
gambar, model/ maket; Multi Media; CD interaktif, computer Based,
Internet
4. Ilustrasi adalah
alat komunikasi kasat mata (visual) yang menyertai naskah (text) di dalam bahan ajar. Ilustrasi pada
prinsipnya untuk memperjelas gagasan penulis. Beberapa buku bahkan menggunakan ilustrasi
sebagai bagian utama, dan naskahnya
sebagai pendukung
5. Tujuan bahan ajar merupakan langkah yang
harus segera ditetapkan, supaya dapat segera tercapai target maksimal dari
tujuan belajar mengajar tersebut.
Daftar Pustaka
Anonim, Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Badan Standar
Nasional Pendidikan, 2006.
Arpin, Muzayyin, Kapita
Selekta Pendidikan Islam, Jakarta
: Bumi Aksara, 2008, cet., ke-3
Gafur A. Pedoman
Penyusunan Materi Pembelajaran (Instructional Material, Jakarta: Depdiknas, 2004.
Mulyasa E., Kurikulum
Yang Disempurnakan, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Nana Syaodih, Pengembangan
Kurikulum Teori Dan Praktek, Bandung
: Rosdakarya, 2010, cet., ke-12
Nasutian, S., Kurikulum
Dan Pengembangan, Jakarta
: Bumi Aksara, 2006, cet., ke-4
Panen, P &
Purwanto, Penulisan Bahan Ajar, Jakarta:
Ditjen Dikti Depdikbud, 1997.
Sukmara, Dian., Implementasi,
Life Skill Dalam KTSP Melalului Model Manajemen Qodrati (Kajian Metodologis
Tentang Upaya Holistik Peningkatan Kualitas Proses Dan Hasil Belajar), Bandung : Mugni Sejahtera,
2007, cet., ke-2
Thalib Hasan, Dasar-dasar
Pendidikan, Jakarta
: Studia Press, 2009, cet., ke-3
Tri Widodo A. Tingkat
Keterbacaan Teks, ( Suatu Evaluasi Terhadap Buku Teks Ilmu Kimia Kelas 1 SMA), Disertasi. Jakarta:
IKIP Jakarta,
1993.
Zuhairini, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta
: Bumi Aksara, 2009, cet., ke-5
No comments:
Post a Comment
Setiap Mencopy artikel mohon meninggalkan pesan yang membagun